Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Singkat Desa Siraman Kesamben Blitar

Bicara Blitar--Awal mula keberadaan Desa Siraman berawal pada abad 18-19 atau Tahun 1860. Waktu itu datang seorang bernama Pak Sowidjoyo dengan beberapa pengikutnya serta anak dan istrinya. 

Mereka berasal dari Karisidenan Surokarto (Solo), Desa Bayat atau Tembayat Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Pada waktu itu tempat tersebut masih merupakan hutan belukar dan termasuk daerah desa dan onderdistrik (kecamatan) Popoh.

Adapun yang menjabat Asisten Wedono Popoh pada waktu itu ialah Raden Adikoesoemo dan kepala desanya, Poncolesono.

Karena waktu itu, di tempatnya semula (di Solo) sudah tidak mempunyai tanah pekarangan, oleh karena itu, Pak Sowidjoyo berhajat membabad hutan yang digunakan untuk membuat pedukuhan.

Maka dari itu Pak Sowidjoyo dengan semua kawan-kawannya terus membabad hutan tersebut.

10 tahun berselang, dalam abad yang masih sama, babadan tadi lalu diumumkan menjadi pedukuhan dan digabungkan ke Desa Popoh.

Melansir dari situs resmi Desa Siraman, pedukuhan baru tersebut oleh penduduknya yang lebih kurang 10 Somah dan karena disitu ada sungainya kecil yang timpo-timpo dibikin mandi oleh seorang yang dianggap keramat.

Maka dari itu pedukuhan tersebut lalu dinamakan Dukuh Siraman. Karena sungai tersebut tempat pemandian= Pasiraman = Siraman.

Jadi nama Desa Siraman itu asal mulanya dari kata Pasiraman, dan pada jaman itu Tahun 1870.