Kegiatan PJTD yang digelar LPM Bhanu Tirta UNU Blitar di Pondok Pesantren Al-Falah, Lingkungan Jaten, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar pada 09-10 November 2024. (Foto: LPM Bhanu Tirta) |
Kegiatan ini diikuti 19 peserta yang merupakan anggota baru. Pelaksanaannya digelar di Pondok Pesantren Al-Falah, Lingkungan Jaten, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar pada 09-10 November 2024.
“Jadikan PJTD ini sebagai pondasi paling dasar yang nanti akan teman-teman terus kembangkan, ingat setelah pulang dari PJTD kalian itu nggak langsung iso (tidak langsung bisa) harus terus dipelajari dan dikembangkan,” ungkap Pimpinan Umum (PU) LPM Bhanu Tirta Zainal Arifin kepada para peserta.
PJTD ini diselenggarakan untuk mengenalkan dan memberikan pengantar pada anggota baru LPM Bhanu Tirta supaya bisa menjadi jurnalis yang progesif. Dengan mengundang 3 narasumber hebat untuk mengisi materi-materi yang mendukung tujuan dari PJTD.
Selain mendapat materi yang berharga para anggota baru diberi panggung kebebasan untuk mengeluarkan bakat terpendam mereka, serta diajak sisir tanah (jalan pagi) untuk menyapa warga di sekitar.
Materi pertama tentang KEJ (Kode Etik Jurnalistik) disampaikan oleh Dimas Wahyu Gilang yang merupakan Sekretaris Jendral (Sekjend) Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Nasional.
Baca Juga: PMII Madjapahit Unisba Blitar Perkuat Karakter Kader dengan Istighosah dan Diskusi Organisasi
KEJ ini sangat penting karena jurnalis merupakan profesi yang mana pasti ada aturan dan ketentuan yang mengikat hingga bisa disebut profesional. Banyak berita yang bisa diliput setiap harinya dan bahkan ada berita yang keesokan harinya bisa berubah.
“Kita jurnalis juga manusia biasa yang tidak selalu benar, dan terkadang berita itu bisa saja berubah setelah beda hari, hal ini bisa kita perbaiki dan mengklarifikasinya kembali, yang terpenting itu adalah boleh salah tapi tidak boleh bohong,” ungkap Gilang.
Kemudian disusul materi kedua dari M. M. Kholil Muzakky yang merupakan PU LPM Dimensi UIN SATU 2022, yang berbicara mengenai Fotografi pada 09 November 2024 sore hari.
Ia membahas tentang EDFAT Entire (keseluruhan), Detail (perincian), Frame (bingkai), Angel (sudut pandang), dan Time (waktu/momen).
Berbicara tentang foto, pria yang biasa dipanggil Kholil ini mengungkapkan foto itu memiliki tafsir yang beragam, sehingga harus diberi keterangan. Keterangan pada foto diperlukan untuk menghindari salah paham pada berita yang ingin disampaikan.
Terakhir, materi dari Danu Sukendro yang merupakan Jurnalis Indosiar/SCTV. Dia berbicara mengenai cara berburu dan mengelola berita. Kemudian proses membuat berita, meliputi reportase, menulis, sampai publikasi.
“Rangkain dalam membuat berita ini sama seperti proses memasak yaitu cari bahan kemudian mengolahnya dan terakhir menyajikannya," ujarnya.