Melatih Ketelatenan dengan Mengecat Sepatu
Menyalakan kipas angin di malam hari bukan menjadi sesuatu yang aneh lagi. Bisa-bisa tubuh bisa mandi keringat apabila kipas angin tidak dinyalakan.
Berhubung tidak bisa beristirahat, dan bermain ponsel sudah bosan, maka menjalankan aktivitas produktif yang lain merupakan solusi yang tepat. Awalnya bingung, apa aktivitas yang bisa dilakukan pada malam hari.
Kebetulan teringat sepatu yang sudah kering usai dicuci. Iya, tidak salah, sepatu itu dicuci. Meskipun bersih, warnanya juga sudah mulai memudar akibat efek dari detergen.
Tanpa berpikir lama, sepatu di teras rumah langsung diambil. Maksud dan tujuannya jelas: mengecat kembali sepatu yang warnanya sudah memudar.
Laci dibuka. Kuas dan cat sepatu yang tersimpan di dalamnya diambil. Kebetulan di waktu yang sama ada kawan yang ingin perekat sepatunya sudah usang. Jadi sekalian mengambil lem sepatu.
Melatih Ketelatenan
Sudut demi sudut sepatu disisir. Jangan sampai ada bagian yang ketinggalan. Akibatnya bisa fatal saat ketinggalan, warna sepatu bisa jadi tidak merata. Usaha mengecat pun bisa sia-sia.
Mengecat sepatu sama halnya melatih ketelatenan. Orang yang mengecat harus sabar melihat bagian-bagian tertentu. Kesabaran adalah kunci. Soalnya sepatu itu bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama.
Kesabaran itu sudah dimulai sebelum tahapan pengecatan. Sepatu harus dalam kondisi yang bersih. Apabila sepatu kotor bakal memengaruhi hasilnya.
Pernah ada kawan yang tergesa-gesa menggunakan kuas, akibatnya kuas sepatu meluber kemana-mana. Sepatu pun tidak bagus untuk dipandang.
Hampir satu jam lamanya waktu dihabiskan untuk mengecat sepasang sepatu. Agar hasilnya lebih maksimal, kipas angin dinyalakan lalu diarahkan ke sepatu.
Bahkan sesuai anjuran yang berlaku, keesokan harinya atau dalam jangka waktu 1x24 jam, sepatu dicat kembali dengan cat finishing untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
