Tahun Pemilu dan Politik Identitas
![]() |
unsplash/@muhammadmaruff_ |
Tidak berhenti di situ, pada Bulan November 2024 juga digelar pemilihan bupati/wali kota dan gubernur secara serentak.
Fenomena kehangatan Pemilu ini, tensinya sudah dirasakan mulai tahun 2023. Meskipun masa kampanye belum dibuka, perang satire dan sarkasme sudah dilontarkan para politikus di media sosial.
Politik identitas
Disadari atau tidak, politik di Indonesia masih kental dengan politik identitas. Individu yang terlibat menghasilkan presensi mobilitas, di mana ada individu yang ingin memanfaatkan ini.
Tidak menjadi masalah ketika setiap individu memilih, karena kesamaan ras, suku, agama atau bahkan masih ada hubungan darah.
Namun perlu diketahui, setiap politisi mempunyai strategi atau cara apapun demi kemenangan calon.
Andaikan salah satu calon menggunakan politik identitas, misalnya agama, maka yang terjadi adalah sama saja dengan menyuguhkan pisau kepada orang yang sedang bertengkar.
Politik identitas beresiko menyebabkan terjadinya pertumpahan darah. Rawan pula terjadi kerusakan penjarahan. Memang identitas merupakan hal yang tak bisa hilang dari tubuh manusia. Karena manusia membutuhkan legitimasi tentang kesadaran terhadap dirinya.
Namun, sekali lagi indentitas bukan alat politik yang sehat, pertarungan gagasan visi dan misi setiap calon lah yang perlu kita pertimbangkan dalam memilih calon.
Semoga para pemilih di negeri ini bisa menjadi pemilih yang bijak. Memilih karena gagasan. Memilih karena rekam jejak yang baik, dan memilih karena ingin mewujudkan kemajuan bangsa.