Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Desa Sukorejo Udanawu

Sejarah Desa Sukorejo Udanawu
Kantor Desa Sukorejo. (foto: google maps)
Bicara Blitar--
Sejarah Desa Sukorejo ini dimulai setelah masa pemerintahan Kerajaan Majapahit. Waktu itu wilayah ini masih berupa alas gung lewang lewung/ hutan angker yang masih belum berpanghuni manusia. 

Konon para leluhur pada masa itu belum jelas apa nama desa yang ditempatinya. Beberapa tahun kemudian di desa ini sudah mulai ditempati para penduduk yang kebanyakan berasal dari wilayah Mataram dan Ponorogo.

Sejarah mengisahkan sekitar tahun 1500 Masehi, ada seseorang tokoh legendaris kharismatik dan berpengaruh berasal dari mataram yang hijrah ke wilayah ini, dia bernama Mbah Menak adalah seorang tokoh yang pertama kali menjadi cikal bakal/ babad alas tanah leluhur Desa Sukorejo. 

Masa itu bersama beberapa penduduk dan dibantu dua orang murid Sunan Drajad yang kebetulan sedang berdakwah juga ikut mengadakan babad alas. Pada masa itu kebanyakan orang jawa menganut agama Hindu dan Budha tapi sudah diwarnai unsur Islam yang sudah diwariskan oleh para wali.

Dalam upacara babad alas sebelumnya juga dilakukan selamatan, bersaji dan juga diwarnai unsur Islam dengan bertauhid mengumandangkan adzan untuk menghindari gangguan mahluk jahat. Kemudian konon Mbah Menak juga pernah menancapkan jarum ber asmak ditanah sok asem desa ini untuk menghindari aliran lahar Gunung Kelud ketika meletus.

Adapun makam daripada Mbah Menak berada di pemakaman umum sok asem, hanya sebagian orang-orang sepuh/generasi keturunan tertentu saja yang tahu, merawat dan menziarahi makamnya.

Selain itu, juga ada lagi seorang sosok tokoh bernama Mbah Singo, dia juga salah satu tokoh danyangan yang mengembani babad tanah lingkungan Sukosari bagian barat. Makamnya berada di antara perkampungan rumah-rumah penduduk dan masih dirawat dan diziarahi.

Asal Usul Penamaan

Masa itu nama desa ini masih tetap belum jelas, tapi kemudian dengan bergesernya waktu lambat laun dan bertambahnya penduduk mulai ada tanda-tanda dan barulah ada berita dengan adanya semakin banyaknya permukiman rumah-rumah penduduk yang menempati desa ini.

Karakteristik adat istiadat masyarakat yang muncul di masa itu apabila meramaikan hajatan seperti sunatan, pernikahan, kelahiran, membangun rumah dan lain-lain mereka selalu suka mengadakan pertunjukan kesenian tradisional yang bisa menjadi tempat pusat berkumpulnya para penduduk sehingga menjadi rame atau rejo.

Pertunjukan itu seperti wayang, jaranan, reog, tayup dan memainkan alat musik tradisional lainnya, akhirnya kata suka dalam bahasa jawa artinya seneng dan berarti suko (seneng sing rejo-rejo).

Dengan sedikit cuplikan sejarah singkat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pada abad 17 Masehi desa ini sudah dikenal dengan nama Desa Sukorejo. 

Seiring bergulirnya waktu, desa perlu menjalankan roda pemerintahan, yang mana telah dibentuk pemerintahan desa yang pertama yaitu pada tahun 1795 Masehi yang dipimpin oleh seorang Demang yang bernama Mbah Gedhe Guno. Dia orang pertama kali yang memimpin Desa Sukorejo, selama 24 tahun.

sumber: website Desa Sukorejo
Muhammad Thoha Ma'ruf
Muhammad Thoha Ma'ruf gampang typo.