Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nasionalisme yang Sederhana

(foto: news.unair)
Bicara Blitar--Nasionalisme merupakan suatu bentuk rasa untuk menunjukkan kecintaan terhadap tanah air. Rasa itu menjadi sebuah keharusan yang harus dimiliki oleh sebuah warga negara. Tanpa rasa itu keberadaan kita sebagai warga negara patut dipertanyakan.

Pada penerapannya seringkali banyak persoalan yang terjadi. Persoalan itu membuat perasaan cinta tanah air tidak muncul di dalam diri. Yang pada akhirnya membuat kita tidak punya rasa cinta terhadap tanah air sendiri.

Sebagai contohnya, hal sepele yang sering didengungkan oleh pemerintah sebagai wujud cinta tanah air adalah membeli produk dalam negeri. Tapi pada kenyataannya apakah seperti itu. Tidak. Masyarakat lebih gemar membeli produk luar negeri. Karena merasa lebih dianggap keren.

Itu baru satu contoh. Masih ada contoh-contoh yang lain. Contoh lain misalnya, apa peran yang bisa diberikan saat negara lain menghina negara kita. Kebanyakan dari kita akan berpikir "Itu sudah ada yang mengurus" jadi sebagai rakyat bawah kita cukup diam saja.

Selain itu, saat kita mengibarkan bendera merah putih saat Agustusan, itu merupakan inisiatif kita sendiri atau perintah dari RT ataupun pemerintah daerah. Sangat mencemaskan bukan, saat kita mencoba merenungi rasa nasionalisme yang kita miliki.

Sejumlah alasan mungkin menjadi penyebab tidak adanya rasa nasionalisme pada warga negara. Masyarakat kemungkinan juga menganggap bahwa nasionalisme itu rasa yang sangat sulit untuk diwujudkan. Sehingga mereka untuk melakukannya.

Kalau tidak seperti itu, kemungkinan alasan lain yaitu masyarakat sudah tidak memiliki rasa nasionalisme sama sekali. Ini yang ironis. Sebagai warga negara tidak mencintai sama sekali negaranya sendiri.

Padahal itu sangat mudah untuk diwujudkan. Semua orang bisa melakukannya, tanpa terkecuali. Rakyat jelata hingga pejabat bisa melakukannya dengan mudah. 

Pernah atau tidak kita berpikir seberapa bergetar hati kita saat melihat Timnas Indonesia bertanding melawan negara lain. Kalau Anda bergetar, bukankah itu saking cintanya Anda pada negera sendiri, yakni Indonesia.

Contoh yang barusan saya sebutkan adalah bukti bahwa nasionalisme itu sebenarnya sangat mudah. Kita tahu menonton Timnas sepakbola Indonesia, misalnya, tidak harus menonton secara langsung. Kita bisa menonton melalui televisi atau layar hp.

Saya yakin saat Timnas Indonesia bertanding, mereka yang tidak menyukai olahraga, akan turut senang apabila Timnas menang. Padahal mereka juga tidak mengetahui siapa saja pemain yang bertanding, pelatihnya siapa. Yang mereka tahu hanya yang terpenting Timnas menang.

Hal itu membuktikan bahwa rasa nasionalisme kita terkadang memang muncul di saat-saat seperti itu. Memang, tidak semua orang merasakan hal yang sama. Tapi, pada intinya menonton Timnas Indonesia dengan rasa bangga adalah bukti kecintaan kepada tanah air.

Jadi, jangan berkecil hati saat kecintaan kita terhadap tanah air hanya bisa muncul pada sesuatu yang sepele. Itu masih mending daripada yang tidak punya sama sekali kecintaan terhadap tanah air sendiri.



Ditulis oleh Muhammad Thoha Ma'ruf, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Islam Balitar, yang juga merupakan kader PMII Blitar